Politeknik Pos Indonesia diberi masukan oleh Kemenristek Dikti terkait Perkembangan Pendidikan dan Teknologi


HUMAS POLTEKPOS, BANDUNG Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) Republik Indonesia menggelar Sosialisasi Pendidikan Tinggi di Poltekpos, Jalan Sariasih No 54, Kota Bandung, Jumat (4/10/2019).

Diwakili Staf Khusus Kementerian, Abdul Wahid Maktub, Kemenristek Dikti memberikan berbagai masukan dan sekaligus berbagi dengan Poltekpos terkait perkembangan dunia pendidikan dan teknologi yang berkembang saat ini.

Abdul Wahid Maktub mengatakan bahwa dunia global saat ini memasuki era yang membuat sistem sebelumnya cepat basi, disconnect dan erelevan.

Sehingga ini membuat semua pihak harus melakukan renewal atau pembaharuan dan pembenahan terus menerus agar mampu mengikuti perkembangan yang terjadi dan tidak basi.

"Karena semuanya berubah, sistem, pendekatan, paradigma, dan semacamnya. Dengan hadirnya teknologi yang serba online, otomatis, kita harus mengubah konsep hakikat perguruan tinggi itu apa, sehingga betul-betul lulusan itu bisa mampu berperan sesuai dengan harapan kita," ujar Maktub kepada Tribunjabar.id, di sela acara.

Perguruan tinggi, kata Maktub, juga perlu melakukan komparasi apa yang dilakukan di luar negeri menjadi sebuah upaya bagaimana perguruan tinggi bisa beradaptasi dengan tantangan zaman dan perubahan teknologi.

Hal ini akan mampu mendorong perguruan tinggi sebagai lembaga yang tidak hanya mentransfer ilmu kepada para mahasiswa dan lulusannya dengan ilmu yang itu-itu saja, tapi juga harus mampu meng-upgrade dan membenahi diri untuk terus mencari ilmu baru, prodi baru, cara-cara baru hingga networking yang baru.

"Sehingga betul-betul memberikan solusi terhadap kebutuhan riil masyarakat dan industri, dan tidak hanya itu juga berdampak kepada karakter sehingga bagaimana perguruan tinggi ke depan mampu membangun suatu entrepreneur university. Jadi lulusannya tidak menjadi beban, namun justru memberikan kontribusi menciptakan lapangan kerja," ujarnya.

Untuk itu, Maktub menekankan perlu adanya satu kolaborasi yang sifatnya eksternal dan internal serta lokal dan glokal (global-lokal), agar mampu menciptakan standard-standard baru bagaimana mutu itu mulai mendapatkan prioritas. Karena menurutnya, tidak ada artinya perguruan tinggi itu tanpa adanya satu mutu.

"Apa cirinya mutu itu, yaitu memberikan manfaat, kontribusi, dan solusi terhadap pembangunan nasional termasuk pembangunan manusia. Jika kita tidak mampu beradaptasi dengan tantangan itu, maka dia akan ketinggalan, akan tenggelam, akan kolaps dan bangkrut. Agar bisa survive ke depan, kita harus berusaha dengan berbagai cara bagaimana (menciptakan mutu) berkelanjutan," katanya.


Dalam kesempatan yang sama, Direktur Politeknik Pos Indonesia, Dr Ir Agus Purnomo MT menjelaskan bahwa sosialisasi dan pembinaan perguruan yang dilakukan oleh Staf Khusus Kementerian Riset dan Dikti, Abdul Wahid Maktub, memberikan penyegaran tersendiri.

Pasalnya, langkah yang ditempuh dilakukan dengan gaya yang fleksibel, baik formal maupun non formal.

"Saya kagum kepada beliau selaku staf khusus, pendekatan yang dilakukan non formal seperti ini mampu memberikan pemahaman lebih intensif dan memotivasi pimpinan perguruan tinggi serta mahasiswa," katanya

Sumber :

No comments:

Powered by Blogger.